Sumenep, kroscek.id – Gerakan sosial kembali dilakukan kader NU Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep. Pasukan ‘Bintang Sembilan’ ini membedah rumah duafa di Desa Rombiya Timur, Selasa (21/12/2021). Rois Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Ganding, KH. Moh Haqqi Ahata, meletakkan batu pertama dalam bedah rumah itu.
Hadir pada kesempatan itu, Ketua MWC NU Ganding Ustaz Abd Syakur, yang diwakili oleh Sekretaris MWC NU Ganding Mohammad Tsabit, Sekretaris IKAPMII Ganding Hilman JR, dan perwakilan BMT NU Ganding.
Kegiatan bedah rumah dengan tema bertajuk “Gerebek Duafa” hasil kerja sama Lazisnu MWC NU Ganding, PAC IKAPMII Ganding dan BMT NU Ganding.
Ketua Rois Syuriah MWC NU Ganding, KH. Moh Haqqi Ahata menyampaikan, giat bedah rumah milik warga NU yang tergolong duafa ini merupakan bentuk kepedulian pengurus NU Ganding dan IKAPMII Ganding untuk memberikan tempat atau rumah yang lebih layak terhadap warga NU yang kurang mampu.
“Rumah tidak hanya tempat berteduh bagi manusia, namun yang lebih penting adalah tempat beribadah kepada Allah SWT,” katanya di lokasi.
Lebih lanjut, Kiai Haqqi menjelaskan, masih banyak masyarakat di kecamatan Ganding yang kurang mampu untuk menyambung hidup masih menunggu uluran tangan orang lain.
“Kegiatan bedah rumah ini sangat bermanfaat sekali. Selain bermanfaat bagi pemilik rumah, kegiatan ini juga bernilai ibadah bagi kader dan warga NU yang menyisihkan hartanya untuk pembangunan rumah ini,” tutur Kiai Haqqi.
Oleh karena itu, sambung Kiai Haqqi, kegiatan bedah rumah tersebut akan menjadi program rutin tahunan bagi pengurus NU dan kader-kader NU.
“Karena apa yang kita sumbangkan untuk pembangunan ini menjadi amal jariyah bagi kita semua,” kata Kiai Haqqi menutup pembicaraannya.
Sementara itu, Ketua PAC IKAPMII Ganding Moh. Rusydi menyampaikan, kegiatan bedah rumah milik Bapak Sanimin, warga Dusun Klampok Timur Desa Rombiya Timur ini merupakan hasil donasi sahabat-sahabat IKAPMII Ganding dan Lazisnu MWC NU serta BMT NU GANDING
“Kami memprogramkan kegiatan bedah rumah ini karena melihat rumah Pak Sanimin yang terbuat dari gedek itu hampir roboh dan sudah tidak layak dikatakan rumah hunian untuk beribadah,” kata Rusdi.
“Sedangkan Pak Sanimin sendiri kondisinya saat ini sudah tidak bisa bekerja lagi lantaran kakinya patah akibat jatuh dari pohon sawu saat nguli ke tetangganya,” imbuh Rusydi panggilan akrabnya.
Lebih lanjut, alumni pergerakan itu menjelaskan, rumah hunian milik Sanimin dibangun dengan ukuran 4X6 itu estimasinya akan menghabiskan biaya sekitar Rp30 juta. Sementara pembangunan rumah ini diperkirakan akan selesai selama satu minggu kedepan.
“Dana yang terkumpul saat ini masih belum sampai Rp30 Juta. Oleh karena ini kami masih membuka donasi bagi para dermawan, warga dan kader NU untuk ikut serta mendonasikan sebagai hartanya untuk pembangunan bedah rumah ini,” harap Rusydi. (mat)