Surabaya, kroscek.id– Wakil Bupati Sampang, H. Abdullah Hidayat, menghadiri rapat koordinasi pengendalian Covid-19 varian Omicron dan Penanganan Kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jawa Timur, di Convention Hall Mall Grand City Surabaya, Senin (24/1/2022).
Hadir dalam kesempatan itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Nurchahyanto, Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta.
Kemudian, Kajati Jatim, Mohamad Dofir, dan Pangkoarmada II, Laksda TNI Iwan Isnurwanto, serta seluruh bupati di Jawa Timur.
Wakil Bupati Sampang, H Abdullah Hidayat menghimbau warganya agar mematuhi protokol kesehatan (prokes) upaya pencegahan harus terus dilakukan agar penyebaran varian omicron yang penularannya lebih cepat.
“Hasil prediksi dari Kementerian Kesehatan, 64 hari dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret merupakan titik tertinggi omicron,” ungkap Aba Ab saat usai mengikuti Rakor.
Usai melakukan rakor, selalu intens berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam melakukan upaya pencegahan kenaikan angka kasus Covid-19 di Kabupaten Sampang.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur dalam kesempatan itu mengajak seluruh masyarakat meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan agar tidak terjadi puncak Covid-19 varian Omicron sekitar Maret 2022.
“Diperlukan penerapan protokol kesehatan yang ketat mengingat saat aktivitas masyarakat yang cukup tinggi. Diwajibkan untuk mengecek aplikasi peduli lindungi di beberapa tempat wisata, mal, maupun tempat berkumpulnya masyarakat,” ucap Gubernur.
Selain itu, Gubernur menyebut bahwa setiap PMI akan dipulangkan ke wilayahnya masing-masing bila sudah dipastikan kondisinya sehat.
“Akan dipulangkan setelah benar-benar sehat. Ini merupakan bentuk dukungan kami dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Jatim. Selain itu baik di sekolah maupun kampus yang sudah melaksanakan tatap muka juga wajib memberlakukan prokes ketat,” pungkas Gubernur.
Hal senada disampaikan Ketua Satgas Kuratif Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuadi bahwa paparan mengenai varian Omicron di Jatim yang cukup meningkat selama seminggu ini maka diperlukan antisipasi agar tidak terjadi puncak pasien yang terpapar Covid-19.
“Resiko penularan Covid-19 varian Omicron ini lebih banyak berasal dari transmisi lokal artinya terjadi penularan di masyarakat. Meski antibodi sudah terbentuk karena telah mendapatkan vaksin tetapi prokes juga harus diberlakukan secara ketat,” pungkasnya. (bat)