Pamekasan, Kroscek.id – Pelaku Wirausaha Baru (WUB) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pamekasan, Jawa Timur, akan punya tempat memasarkan produk yang dihasilkan. Pemkab Pamekasan bakal mendirikan sebanyak 91 Wamira (Warung Milik Rakyat) Mart yang akan disebar di 13 kecamatan. Di Wamira Mart tersebut, pelaku WUB dan UMKM bisa memasarkan produknya.
Bupati Badrut Tamam mengatakan Wamira Mart itu merupakan warung milik warga yang bakal di-branding. Isinya nanti sebanyak 40 persen produk masyarakat, sedangkan 60 persen lainnya hasil kerja sama dengan sejumlah korporasi. Ia mengaku sudah bekerja sama dengan rakyat dalam pendirian Wamira Mart tersebut.
“Tahun ini kita bekerja sama dengan rakyat membangun Wamira Mart,” kata Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, Minggu (27/3/2022).
Tokoh muda NU ini menegaskan tidak akan mengeluarkan izin pendirian toko modern. Karena dampaknya terhadap kemiskinan cukup dirasakan. Berdasarkan survei yang dikakukan, tiap berdiri 1 toko modern di suatu tempat, maka akan ada 30 toko kelontong tutup. Padahal toko kelontong sangat menopang perekonomian masyarakat.
Jika 30 toko kelontong tutup akibat pendirian 1 toko modern, kata Badrut Tamam, maka data pengangguran dan kemiskinan bakal bertambah. Bisa dibayangkan ketika 1 toko kelontong yang bisa menopang ekonomi 4 anggota keluarga tutup, lalu dikalikan 30, maka akan ada ratusan calon orang miskin di Pamekasan.
Oleh sebab itu, Badrut Tamam mengatakan Wamira Mart merupakan bagian strategi mempertahankan kemandirian ekonomi warga di tengah pandemi covid-19. Ia berharap ekonomi warga tetap berjalan stabil seperti sediakala. Katanya, ada tiga isu utama dampak pandemi covid-19, yaitu kesehatan, ekonomi, dan stabilitas.
“Kami berharap, adanya wamira mart sebagai strategi kemandirian ekonomi warga bisa bermanfaat,” harapnya
Wamira Mart merupakan fasilitas pemasaran offline yang disediakan pemerintah daerah di bawah Dinas Koperasi Kecil dan Usaha Mikro untuk pemasaran hasil produk WUB serta produk UMKM milik warga. Program WUB sendiri memberikan pelatihan usaha gratis kepada warga, kemudian menfasilitasi bantuan alat produksi dengan dana corporate social responsibility (CSR), pinjaman modal dengan bunga satu persen, hingga fasilitasi pemasaran baik online maupun offline. (rls/mat)