Sumenep, Kroscek.id – Pondok Pesantren (Ponpes) Nurur Rahmah di Desa Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menggelar haul muassis (pendiri) ponpes pada Sabtu malam (25/2/2022). Sekitar 2.500 alumni hadir dalam haul perdana ponpes yang berdiri tahun 1973 tersebut. Haul juga bersamaan dengan pembukaan haflatul imtihan Lembaga Pendidikan Islam di bawah naungan ponpes.
Pengasuh Ponpes Nurur Rahmah, KH Abd Sattar, mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan AKBAR (Aliansi Keluarga Besar Alumni Nurur Rahmah) itu. Ia mengatakan alumni merupakan fondasi kuat dalam mengawal perkembangan pendidikan di pondok tersebut. Kegiatan tersebut dianggap sebagai jati diri alumni yang rendah hati dalam mengenang perjuangan para pendiri ponpes.
“Saya sangat mengapresiasi Haul yang disatukan dengan pembukaan Himman ini,” ujar Kiai Sattar.
Sementara Ketua Panitia, Mohammad Supraji Al-Jailani, mengatakan pelaksanaan haul muassis perdana ini murni swadaya dari alumni dan muhibbin lembaga. Hal itu menunjukkan iktikad alumni demi mengharap berkah para muassis. Ia menuturkan panitia sengaja menggalang dana kepada alumni yang tersebar di berbagai kota, khususnya yang berdekatan dengan ponpes.
“Jadi, tidak ada subsidi dari yayasan atau lembaga formal di bawah naungannya,” tegas Supraji.
Ia menuturkan kegiatan tersebut untuk mengenang perjuangan para muassis pondok. Sehingga alumni yang mengenyam pendidikan di pondok tersebut semakin cinta pada lembaga pendidikan yang dikelola pondok, sekaligus sebagai upaya membangun solidaritas alumni dalam pengembangan pendidikan di pondok tersebut.
“Kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada para alumni yang telah sukses melaksanakan acara ini,” jelasnya.
Haul muassis pendiri Ponpes Nurur Rahmah itu menampilkan sejumlah pementasan, yaitu musik islami Albanjari Samman Padang Pasir dan paduan suara Gema Almamater Nurur Rahmah. Paduan suara sengaja menyanyikan lagu SANTREH SAOMORAH untuk mengenang para muassis yang semasa hidupnya membangun pondok dengan segenap jiwa dan raga.
Selain itu, panitia juga mendatangkan dai kondang dalam kegiatan tersebut, yaitu KH Ramdlan Siradj. Mantan Bupati Sumenep itu membahas seputar tata krama santri pada gurunya. Ia menekankan penting menyambung silaturrahmi santri kepada kiai dan guru. Sebab ia meyakini putusnya silaturrahmi itu merupakan indikasi kuat putusnya berkah guru kepada santri baik di dunia maupun akhirat. (man/fik)