SUMENEP, kroscek.id – Pelayanan maksimal dan humanis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Moh. Anwar (RSUDMA) Kabupaten Sumenep menuai tanggapan positif dari masyarakat. Sejumlah pasien mengaku puas atas sikap ramah, cepat, dan profesional dari tenaga medis rumah sakit milik Pemkab Sumenep itu.
Peningkatan ini menjadi angin segar di tengah harapan masyarakat terhadap kualitas layanan publik yang lebih baik, terutama di sektor kesehatan.
Salah satu pasien, Juma’ati (46), warga Kecamatan Bluto, menceritakan pengalamannya saat menjalani pengobatan rawat jalan di RSUD Sumenep. Ia mengaku kaget dengan perubahan suasana rumah sakit yang menurutnya kini jauh lebih bersahabat.
“Saya dilayani dengan cepat dan tidak dibedakan meskipun saya pasien BPJS. Petugasnya ramah dan informatif. Saya merasa lebih tenang saat berobat,” ujar Juma’ati saat ditemui di area poli RSUDMA.
Hal serupa disampaikan Wadani (28), warga lain yang tengah mendampingi ayahnya menjalani perawatan. Ia memuji kesigapan para tenaga medis yang, menurutnya, berperan besar dalam kesembuhan ayahnya hanya dalam waktu tiga hari.
“Sejak hari pertama, pelayanan sudah terasa baik. Perawatnya sering datang mengecek kondisi, dan dokternya rajin kontrol. Semua prosesnya terasa manusiawi. Terima kasih untuk pelayanan yang luar biasa,” kata Wadani.
Direktur RSUDMA Sumenep, dr. Erliyati, menyambut baik respon positif dari pasien. Menurutnya, pelayanan rumah sakit tak hanya diukur dari fasilitas medis, tetapi juga dari sikap dan perhatian petugas terhadap pasien.
“Kami sadar bahwa pasien datang dengan harapan dan kekhawatiran. Maka yang mereka butuhkan bukan hanya obat, tapi juga empati. Pelayanan yang baik adalah hak setiap pasien, tanpa kecuali,” jelas dr. Erliyati.
Ia menyampaikan bahwa pihak manajemen terus melakukan evaluasi internal dan pembenahan pelayanan. Fokus utama saat ini adalah ruang rawat inap, yang dinilai sebagai etalase utama kualitas rumah sakit.
Ia pun merunut langkah-langkah yang dilakukan antara lain, yaitu elatihan etika pelayanan dan komunikasi efektif bagi tenaga medis, lenambahan jumlah perawat jaga, sistem pemantauan pasien 24 jam berbasis shift penuh, optimalisasi layanan administrasi untuk mempercepat alur pengobatan.
Perubahan atmosfer layanan di RSUDMA menjadi catatan penting bahwa reformasi di institusi pelayanan publik bukanlah sesuatu yang mustahil. Apresiasi dari masyarakat menjadi bukti bahwa pendekatan yang humanis, cepat, dan transparan memang dibutuhkan, terutama dalam sektor yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar manusia.
“Kami tidak akan berhenti di sini. Apresiasi dari pasien justru menjadi pemacu semangat bagi kami semua untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan,” tutup dr. Erliyati.
Dengan semangat “melayani dengan hati,” RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep perlahan meneguhkan dirinya bukan hanya sebagai pusat layanan medis, tetapi juga sebagai simbol kemanusiaan dalam birokrasi pelayanan publik.










